Menara Saidah adalah salah satu gedung pencakar langit paling ikonik di Jakarta yang pernah menjadi simbol kemegahan Ibu Kota. Terletak di Jalan MT Haryono, gedung bergaya arsitektur Romawi klasik ini pernah menjadi pusat perkantoran bergengsi yang ramai disewa oleh berbagai perusahaan besar. Namun, sejak awal 2000-an, Menara Saidah mendadak kosong dan terbengkalai. Banyak orang penasaran mengapa gedung megah setinggi 30 lantai ini tak lagi difungsikan, bahkan kini lebih dikenal lewat cerita-cerita mistis dan viral di media sosial. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang alasan Menara Saidah terbengkalai, mulai dari latar belakang sejarah pembangunan, masalah struktural, hingga rumor yang menyelimuti gedung tersebut. Menara Saidah awalnya dikenal sebagai Gedung Grancindo yang dibangun pada era 1990-an. Setelah mengalami perubahan kepemilikan, namanya berganti menjadi Menara Saidah sesuai dengan nama pemiliknya, Saidah. Konsep arsitekturnya unik karena mengadopsi gaya Romawi klasik dengan tiang-tiang besar di bagian depan dan ornamen-ornamen megah di setiap lantai. Sejak resmi beroperasi pada akhir 1990-an, Menara Saidah langsung menjadi magnet bagi banyak perusahaan yang ingin memiliki kantor bergengsi di pusat kota Jakarta. Gedung ini memiliki fasilitas lengkap seperti lift modern, area parkir luas, serta sistem pendingin udara sentral yang dianggap canggih pada masanya. Namun sayangnya, masa kejayaan Menara Saidah tidak bertahan lama. Salah satu alasan utama Menara Saidah terbengkalai adalah adanya isu serius mengenai struktur bangunan. Seiring waktu, muncul keluhan dari penyewa mengenai kondisi gedung yang mulai miring dan retak. Isu ini semakin santer setelah beberapa ahli menyatakan bahwa fondasi gedung dibangun diatas tanah bekas rawa yang labil, sehingga tidak cukup kuat untuk menopang beban bangunan setinggi 30 lantai. Kondisi tersebut membuat Menara Saidah dianggap tidak lagi memenuhi standar keamanan gedung tinggi. Faktor keamanan menjadi alasan mendasar mengapa banyak perusahaan memutuskan hengkang dan mencari gedung baru yang lebih aman dan stabil. Meski tidak pernah ada laporan resmi tentang kejadian runtuh atau kerusakan besar, kekhawatiran terhadap risiko keselamatan sudah cukup membuat Menara Saidah kehilangan para penyewanya. Selain masalah teknis, Menara Saidah juga terkenal karena berbagai kisah mistis yang beredar luas di masyarakat. Sejak gedung ini kosong, banyak cerita beredar tentang penampakan sosok wanita berbaju merah, suara langkah kaki misterius di lorong yang sepi, hingga lift yang konon bisa bergerak sendiri tanpa ada yang menekan tombol. Cerita-cerita ini berkembang pesat terutama di media sosial dan forum daring, membuat reputasi Menara Saidah semakin terikat dengan aura mistis. Beberapa orang bahkan menyebut Menara Saidah sebagai “gedung angker Jakarta”. Walaupun tidak ada bukti ilmiah mengenai kebenaran kisah tersebut, rumor mistis ini tetap berdampak besar pada citra gedung. Banyak pihak akhirnya enggan kembali menyewa atau membeli gedung yang sudah terlanjur dicap menyeramkan. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah kondisi ekonomi dan perubahan kawasan sekitar. Sejak awal 2000-an, kawasan perkantoran di Jakarta mulai berkembang ke area lain seperti Sudirman, Kuningan, dan TB Simatupang yang menawarkan gedung-gedung baru dengan fasilitas lebih modern dan akses yang lebih mudah. Menara Saidah yang sebelumnya berada di kawasan strategis perlahan kalah bersaing karena fasilitasnya mulai ketinggalan zaman. Selain itu, krisis ekonomi yang terjadi pada akhir 1990-an juga berdampak pada pengelolaan gedung ini. Biaya perawatan gedung tinggi sangat mahal, dan ketika banyak penyewa pergi, pemilik gedung kesulitan menutup biaya operasional dan perawatan. Akibatnya, kondisi gedung semakin menurun dan akhirnya ditinggalkan begitu saja. Beberapa upaya untuk menghidupkan kembali Menara Saidah sebenarnya pernah dilakukan. Ada wacana untuk merenovasi total gedung ini atau menjualnya kepada investor baru. Namun, hingga saat ini belum ada rencana yang benar-benar terealisasi. Faktor biaya renovasi yang sangat besar menjadi penghalang utama. Gedung tua setinggi 30 lantai dengan masalah struktural membutuhkan biaya renovasi yang bisa melebihi biaya pembangunan gedung baru. Ditambah lagi, citra angker yang melekat membuat investor semakin ragu. Alhasil, Menara Saidah tetap kosong dan terbengkalai hingga sekarang, hanya menjadi latar foto para pencinta urban exploration yang penasaran dengan suasana gedung kosong. Fenomena Menara Saidah menjadi bukti bahwa membangun gedung megah saja tidak cukup. Faktor keamanan struktur, pemeliharaan berkala, serta adaptasi dengan perkembangan kota menjadi hal penting agar sebuah gedung tetap relevan dan berfungsi. Menara Saidah yang dulu berdiri megah kini berubah menjadi simbol kemewahan yang gagal dipertahankan, sekaligus bukti kerasnya persaingan bisnis properti di kota besar seperti Jakarta. Banyak gedung baru bermunculan, sementara gedung lama yang tidak mampu berbenah harus rela tersingkir. Tidak sedikit juga masyarakat yang berpendapat bahwa pihak pengelola terlalu terlambat dalam merespons keluhan dan perubahan kondisi gedung, hingga akhirnya Menara Saidah kehilangan momentum untuk bangkit. Menara Saidah kini bukan hanya sekadar gedung kosong di pinggir jalan protokol Jakarta, melainkan juga menjadi pengingat pentingnya manajemen gedung, perawatan berkala, serta perencanaan pembangunan yang matang. Dari masalah struktural, cerita mistis, hingga tantangan ekonomi dan perubahan kota, semua menjadi rangkaian penyebab mengapa gedung semegah ini harus terbengkalai. Meski banyak orang masih berharap Menara Saidah dapat diperbaiki dan difungsikan kembali, kenyataan menunjukkan bahwa tugas tersebut tidak mudah. Kisah Menara Saidah menjadi pelajaran berharga bahwa gedung pencakar langit bukan hanya soal tinggi dan kemewahan, tetapi juga soal perawatan jangka panjang, inovasi, dan kemampuan beradaptasi dengan zaman. Kini, Menara Saidah berdiri sebagai saksi bisu dinamika kota Jakarta; megah, namun terlupakan, sekaligus misterius dan selalu menarik untuk dibahas. Jika Anda ingin mendapatkan properti yang dekat dengan kawasan strategis, Ray White Kebayoran Barito hadir untuk membantu Anda. Ray White telah mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang properti. Segera hubungi Ray White Kebayoran Barito di (021) 724-1333 untuk mendapatkan berbagai penawaran properti yang sangat menarik. Miliki properti mewah dan strategis bersama Ray White Kebayoran Barito! Anda juga bisa kunjungi website Ray White Kebayoran Barito dihttps://kebayoranbarito.raywhite.co.id/. Written by: Jennifer Rantelobo (Copywriter of Ray White PPC Group Approved by: Cynthia Natalia William (Marcomm of Ray White & Loan Market PPC Group)Misteri dan Fakta: Alasan Menara Saidah Terbengkalai Hingga Kini!
Sejarah Singkat Menara Saidah
Masalah Struktural dan Keamanan Gedung
Kisah Mistis dan Urban Legend
Faktor Ekonomi dan Perubahan Kawasan
Upaya Pemanfaatan Kembali yang Gagal
Mengapa Menara Saidah Kini Hanya Jadi Ikon Kota Kosong?