Jakarta, sebagai ibu kota negara, menyimpan berbagai cerita sejarah yang tersembunyi di balik nama-nama wilayahnya. Salah satu kawasan yang menarik perhatian adalah Kebayoran Barito, yang terletak di Jakarta Selatan. Daerah ini kini dikenal sebagai kawasan yang ramai, penuh aktivitas perdagangan, kuliner, dan pemukiman elite. Namun, dibalik modernitas tersebut, terdapat jejak sejarah yang jarang diketahui publik. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang asal usul nama Kebayoran dan Barito, serta bagaimana keduanya menjadi identitas kawasan penting di Jakarta Selatan saat ini. Kata “Kebayoran” memiliki akar sejarah yang panjang dan berakar pada zaman kolonial. Dalam bahasa Betawi, "kebayoran" berasal dari kata dasar "bayur" atau "kabayuran". Bayur adalah nama pohon (latin: Pterospermum javanicum) yang kayunya terkenal keras dan tahan lama, sehingga banyak digunakan untuk pembangunan rumah, perahu, dan konstruksi berat lainnya. Menurut catatan sejarah, wilayah Kebayoran pada masa lalu merupakan tempat penyimpanan atau pergudangan kayu bayur yang akan dikirim ke berbagai wilayah Batavia (nama lama Jakarta). Akhiran “-an” pada kata “bayur” menunjukkan tempat, sehingga “Kebayoran” berarti tempat penyimpanan kayu bayur. Dengan kata lain, wilayah ini dulunya adalah area logistik penting dalam rantai perdagangan kayu pada zaman Hindia Belanda. Selain itu, pembangunan kawasan Kebayoran Baru yang dimulai pada tahun 1948 oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai “kota satelit” juga turut memperkuat identitas nama Kebayoran. Kawasan ini dirancang sebagai pemukiman modern yang terpisah dari pusat kota Batavia, lengkap dengan sistem jalan dan zonasi yang tertata rapi. Berbeda dengan nama “Kebayoran” yang merujuk pada pohon lokal, nama “Barito” sebenarnya merujuk pada Sungai Barito, sungai besar yang berada di Pulau Kalimantan. Lantas, mengapa nama ini digunakan di Jakarta? Penamaan “Barito” untuk sebuah jalan dan kawasan di Kebayoran Baru diyakini merupakan bagian dari penamaan jalan-jalan di kawasan tersebut yang menggunakan nama-nama sungai besar di Indonesia. Di kawasan ini, kita juga akan menemukan Jalan Mahakam, Jalan Musi, Jalan Ciliwung, dan Jalan Kapuas semuanya adalah nama sungai penting dari berbagai pulau di Nusantara. Jalan Barito yang kini menjadi pusat perdagangan tanaman hias dan hewan peliharaan, dulunya hanya merupakan jalan penghubung kecil di kawasan pemukiman Kebayoran Baru. Namun karena berkembang pesat sebagai pusat ekonomi mikro, kawasan ini mulai dikenal luas sebagai Barito, bahkan sering dianggap sebagai nama resmi wilayah. Pada awalnya, wilayah Kebayoran Baru termasuk Barito dibangun sebagai proyek pemukiman modern pasca-kemerdekaan. Dibangun oleh perusahaan milik negara yang bernama Perusahaan Pembangunan Kebayoran (PPK), kawasan ini sempat dijuluki sebagai "kota taman" karena tata ruang yang hijau dan terencana. Masuknya Jalan Barito sebagai salah satu akses penting menuju kawasan Blok M membuatnya perlahan berkembang menjadi pusat perdagangan. Pada dekade 1980-an hingga awal 2000-an, area Barito dikenal sebagai lokasi pasar burung dan tanaman hias yang sangat terkenal, bahkan menjadi destinasi akhir pekan warga Jakarta dan luar kota. Seiring berjalannya waktu, pasar burung Barito direlokasi, namun geliat ekonomi di kawasan tersebut tetap bertahan. Kini, Barito dikenal sebagai kawasan urban yang tetap mempertahankan nuansa hijau, berkat banyaknya kios tanaman, serta dekat dengan taman kota seperti Taman Langsat dan Taman Ayodya. Transformasi Kebayoran Barito juga mencerminkan perjalanan urbanisasi Jakarta secara umum. Dahulu daerah yang hanya dikenal sebagai tempat penyimpanan kayu dan perumahan elite, kini berkembang menjadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat menengah atas. Kafe, restoran modern, serta pusat kebugaran dan tempat usaha kreatif mulai bermunculan. Di sisi lain, area Barito tetap mempertahankan aspek historis dan nuansa komunitas lokal. Para penjual tanaman hias yang telah berjualan sejak puluhan tahun lalu tetap bertahan, bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang tertarik dengan tren berkebun dan dekorasi rumah. Kawasan ini juga menjadi contoh bagaimana sebuah daerah bisa bertransformasi tanpa menghilangkan akar sejarah dan identitas lokalnya. Keberadaan taman-taman kota di sekitar Barito juga menunjukkan perhatian terhadap ruang hijau di tengah kota yang semakin padat. Baik nama Kebayoran maupun Barito, keduanya telah melekat kuat dalam identitas warga Jakarta Selatan. Nama tersebut tidak hanya menjadi alamat administratif, tapi juga menyimpan nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang signifikan. Masyarakat sekitar mengenal wilayah ini bukan hanya sebagai tempat tinggal atau pusat usaha, tetapi juga sebagai bagian dari narasi panjang perkembangan kota Jakarta. Kini, nama Kebayoran Barito bahkan digunakan secara informal oleh masyarakat untuk merujuk pada kawasan yang meliputi sebagian Jalan Barito, Taman Ayodya, hingga Blok M Square. Fenomena ini menunjukkan bagaimana nama-nama wilayah bisa mengalami perluasan makna secara sosial dan kultural seiring waktu. Perkembangan wilayah ini menjadi contoh nyata bagaimana sejarah dan modernisasi dapat berjalan beriringan. Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di Kebayoran Barito tidak hanya menikmati fasilitas urban yang lengkap, tetapi juga menjadi bagian dari warisan sejarah kota Jakarta yang kaya makna. Dengan mengenal asal-usul nama dan perkembangan wilayah ini, kita diajak untuk lebih menghargai identitas lokal dan pentingnya pelestarian sejarah dalam dinamika kota besar. Kebayoran Barito bukan sekadar nama di peta, melainkan narasi hidup yang terus berkembang seiring zaman. Jika Anda ingin mendapatkan properti yang dekat dengan kawasan strategis, Ray White Kebayoran Barito hadir untuk membantu Anda. Ray White telah mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang properti. Segera hubungi Ray White Kebayoran Barito di (021) 724-1333 untuk mendapatkan berbagai penawaran properti yang sangat menarik. Miliki properti mewah dan strategis bersama Ray White Kebayoran Barito! Anda juga bisa kunjungi website Ray White Kebayoran Barito dihttps://kebayoranbarito.raywhite.co.id/. Written by: Jennifer Rantelobo (Copywriter of Ray White PPC Group) Approved by: Cynthia Natalia William (Marcomm of Ray White & Loan Market PPC Group)Yuk, Simak Asal Usul Nama Kebayoran Barito Salah Satu Daerah Ikonik di Jakarta Selatan!
Sejarah Nama Kebayoran
Makna Nama Barito
Perkembangan Wilayah Kebayoran Barito dari Masa ke Masa
Kebayoran Barito sebagai Cermin Urbanisasi
Nama yang Menjadi Identitas